Internasional

Swedia Tinjau Ulang Izin Tinggal Pengungsi Irak Pembakar Al Quran

Swedia Tinjau Ulang Izin Tinggal Pengungsi Irak Pembakar Al Quran
Salwan Momika, pengungsi Irak di Swedia, melakukan aksinya di Stockholm saat umat Islam di dunia merayakan Idul Adha pada 28 Juni 2023. (gambar:AFP)

RUANGTENGAH.co.id, Stockholm - Kantor Imigrasi Swedia mengatakan pada Jumat (28/7) pihaknya sedang meninjau ulang izin tinggal Salwan Momika, pengungsi asal Irak pelaku pembakaran Al Quran di Stokholm beberapa waktu terakhir ini. Tindakan Salwan telah memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia. 

 

Pada 28 Juni yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha, Salwan telah dengan sengaja membakar Al Quran di halaman masjid Stockholm. Lalu pada awal bulan Juli pria yang mengungsi ke Swedia lima tahun lalu ini mengulangi perbuatannya di halaman Kedutaan Besar Irak. 

 

“Peninjauan uang ini adalah tindakan hukum yang diambil kantor imigrasi Swedia untuk menyikapi kasus ini. Tapi, terlalu dini untuk menyampaikan hasilnya,” ungkap juru bicara imigrasi Swedia kepada Reuters. 

 

Menurut kantor berita Swedia TT, Salwan memiliki izin tinggal sementara di Swedia yang akan berakhir pada 2024.

 

Swedia mendapat sorotan dan protes dari dunia internasional karena memberikan izin untuk aksi pelecehan dan pembakaran Al Quran. Hal ini telah menyinggung banyak negara muslim termasuk Turki yang sedang mendukung Swedia untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pasca invasi Rusia ke Ukraina. 

 

Bahkan kepolisian Stockholm menerima permohonan izin untuk aksi pembakaran buku-buku agama lain. Hal yang membuat semakin banyak pihak yang mengkritik pemerintah Swedia. 

 

Pengadilan Swedia telah memutuskan bahwa polisi tidak dapat menghentikan aksi pembakaran Al Quran maupun kitab suci lainnya. Namun, Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengatakan pada awal Juli bahwa pihaknya akan memeriksa kembali apakah ada alasan untuk mengubah Undang-Undang Ketertiban Umum sehingga memungkinkan polisi untuk punya kewenangan menghentikan aksi-aksi seperti itu. 

 

“Polisi yang membuat keputusan itu, bukan saya. Jika izin diberikan, maka kami menghadapi hari-hari ke depan dengan resiko yang serius,” ungkap Kristersson. 

 

Menteri Luas Negeri Swedia Tobias Billström dan perwakilan dinas keamanan hadir di parlemen Swedia pada Kamis (27/7) untuk membahas krisis pembakaran Al Quran, atas dorongan Partai Sosial Demokrat. 

 

Udai pertemuan Billström mengungkapkan bahwa situasi sangat serius namun tidak ada upaya cepat untuk mengendalikan suasana anti-Swedia di dunia muslim. 

 

“Tugas utama dan terpenting kami adalah melindungi Swedia dan keselamatan warga Swedia baik di dalam maupun di luar negeri. Kita harus menanggapi kejadian ini denagn serius,” kata Billström dikutip TT. 

 

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah mengadakan pertemuan jarak jauh darurat tingkat menteri untuk membahas aksi pembakaran Al Quran di Swedia dan Denmark. (RUTE/arabnews)

0 Komentar :

Belum ada komentar.