Internasional>Asia

Tak Hanya Indonesia, Bangladesh Juga Hadapi Kelangkaan Oksigen

Tak Hanya Indonesia, Bangladesh Juga Hadapi Kelangkaan Oksigen

RUANGTENGAH.co.id, Dhaka - Rumah sakit rujukan untuk pasien Covid 19 di ibu kota Bangladesh, Dhaka, menghadapi kesulitan pasokan oksigen di tengah lonjakan kasus positif Covid 19.

Pejabat kesehatan negara itu mengatakan akan sulit memenuhi permintaan pasokan oksigen jika kasus infeksi harian terus bertahan di sekitar 7.000 selama berhari-hari.

Negara Asia Selatan berpenduduk 165 juta jiwa ini mencatat rekor tertinggi 11.525 infeksi pada hari Selasa (6/7), membuat angka kasus menjadi 966.406.

Sekitar 163 pasien meninggal dunia dalam 24 jam terakhir. Sehingga jumlah kematian menjadi 15.392 menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (DJG).

Bangladesh memiliki total 1.217 tempat tidur unit perawatan insentif (ICU). Dhaka sendiri memiliki 839 tempat tidur ICU. Keterbatasan ini telah menciptakan tekanan besar pada ibu kota dan kesenjangan antar kota. Sementara pada Selasa kemarin hanya tersedia sekitar 356 tempat tidur ICU saja.

Belal Hossain Rahat, 30 tahun, warga distrik Jhenaidah barat daya, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa ayah dan ibunya mengalami kesulitan bernapas dan demam tinggi karena Ccovid 19 dan saat ini sedang menjalani perawatan di rumah.

Tidak ada fasilitas ICU di rumah sakit pemerintah kabupaten Jhenaidah, menurut data DJCK.

“Keterbatasan fasilitas di rumah sakit kabupaten telah memaksa kami untuk mengatur perawatan (orang tua) mereka di rumah. Kami sudah melakukan persiapan yang diperlukan. Dan, jika kondisinya tidak kunjung membaik, kami harus pindah ke Dhaka untuk perawatan yang lebih baik,” lanjut Rahat.

Mengacu pada situasi saat ini di rumah sakit pemerintah di tingkat kabupaten, juru bicara DJCK Dr. Nazmul Islam mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa rasio dokter-pasien di Bangladesh hanya 5,26 per 10.000 penduduk. Kesenjangan ini sangat berdampak pada proses pengobatan.

Beberapa rumah sakit khusus telah dibangun di Dhaka dan kota-kota besar. Jadi, orang sering pindah ke Dhaka untuk pengobatan yang lebih baik, tambahnya.

“Sampai saat ini belum ada krisis pasokan oksigen yang serius, tetapi jika angka infeksi terus tinggi bahkan berlipat ganda dan masyarakat membutuhkan oksigen maka tentu akan sulit untuk memenuhi permintaan tersebut,” katanya.

Ia menambahkan, “Kami sudah menyiapkan rencana pengadaan untuk cadangan agar lebih banyak oksigen di sejumlah rumah sakit.”

DGHS mengatakan memiliki kapasitas penyediaan sekitar 210-220 ton oksigen cair setiap hari. Tetapi para ahli dan laporan media memperkirakan bahwa permintaan oksigen harian telah melampaui 230 ton di tengah lonjakan infeksi sejak pekan lalu.  (RUTE/AA/Anadolu)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.