Internasional

Tegas, Al Azhar Tolak Gagasan ‘Agama Ibrahimi’ untuk Penggabungan Tiga Agama

Tegas, Al Azhar Tolak Gagasan ‘Agama Ibrahimi’ untuk Penggabungan Tiga Agama

RUANGTENGAH.co.id, Kairo - Institusi keislaman paling berpengaruh di dunia, Al Azhar, Mesir, menolak gagasan penggabungan tiga agama yaitu Yahudi, Kristen dan Islam dengan penamaan “Agama Ibrahimi”. 

 

Tapi meski begitu, Al Azhar tetap mendorong kerjasama antar pemeluk agama, sebagaimana yang terus dikampanyekan selama ini oleh Al Azhar. 

 

“Gagasan membentuk satu entitas doktrinal baru yang menyatukan tiga agama dengan penamaan satu "Agama Ibrahimi” yang terkait dengan pembangunan masjid, gereja dan sinagoga dalam satu lokasi berdampingan, merupakan sesuatu yang berbahaya bagi agama dan masyarakat,” demikian petikan dari pernyataan yang dikeluarkan Sekretariat Jenderal Akademi Riset Islam Al Azhar. 

 

Dalam pernyataan itu juga disebutkan bahwa gagasan tersebut berbahaya meski dengan alasan untuk mengikis potensi konflik antar umat beragama. 

 

Al Azhar juga menegaskan bahwa gagasan tersebut bertentangan dengan fitrah manusia yang memang memiliki perbedaan latar belakang warna kulit, ras, dan kebebasan dalam berkeyakinan. 

 

Al Azhar juga menerangkan bahwa gagasan penggabungan itu bertentangan dengan asal usul agama, bertentangan dengan Al Quran dan juga dengan As Sunnah, serta dengan apa yang sudah disepakati oleh para tokoh agama masing-masing.

 

Al Azhar meyakinkan bahwa perbedaan keyakinan beragama adalah universalisme naluriah yang tidak perlu dikhawatirkan menjadi sumber konflik. Terlebih, perbedaan itu tidak menjadi penghalang komunikasi dan kerjasama antar pemeluk agama. 

 

Pernyataan Al Azhar untuk menolak gagasan penyatuan agama samawi ini bukanlah yang pertama kali. Pada November 2011 Grand Syaikh Al Azhar Ahmad Al Thayyeb pernah menyampaikan penolakan akan gagasan tersebut. 

 

Bahkan, penolakan juga datang dari pemimpin Gereja Ortodoks Koptik Mesir Paus Tawadros II. 

 

“Gagasan penyatuan agama di bawah ‘Agama Ibrahimi’ hanyalah kepentingan politik yang tidak dapat diterima dan bertentangan dengan ajaran ketiga agama,” ujar Paus Tawadros II, pada Januari 2022. 

 

Meski menolak gagasan ini, namun Al Azhar konsisten menjadi lokomotif dalam mengkampanyekan kerjasama antar umat beragama yang ditandai dengan penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia bersama Paus Franciscus pada Februari 2019. 

 

Sebuah dokumen yang menekankan agar umat manusia lebih dekat dengan Tuhan dan terus menjalin persaudaraan umat manusia. Dokumen ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi generasi mendatang untuk memajukan budaya saling menghormati dalam kesadaran akan rahmat ilahi, dan melestarikan perdamaian dunia. (RUTE/ahram)

0 Komentar :

Belum ada komentar.