Features

Temuan Mumi Separuh ini Membingungkan Para Arkeolog Mesir - AS

Temuan Mumi Separuh ini Membingungkan Para Arkeolog Mesir - AS

RUANGTENGAH.co.id, Kairo - Para arkeolog Mesir dan Amerika Serikat masih dibingungkan dengan mumi yang berhasil ditemukan di komplek pekuburan Karabaskin, daerah Al Asasif, Luxor, Mesir Selatan, pada tahun 2014.

Surat kabar Al Sharq al Awsat pada Senin 23 Mei melaporkan bahwa misi arkeolog Mesir - AS yang beroperasi di daerah Al Asasif berhasil menemukan mumi yang hanya terdiri dari bagian atas tubuh seorang pemuda hingga terpotong di bagian pinggang.

Surat kabar ini juga menyebutkan bahwa semua isi kuburan mengalami kerusakan akibat seringnya dilanda banjir. Tiga peti mati berhasil ditemukan termasuk mumi setengah bagian manusia ini. Tim ekspedisi rencananya akan mengumumkan hasil studinya pada Januari 2024.

Misi para arkeolog dari dua negara ini mulai bekerja di Al Asasif sejak 2006. Tim ini berhasil mengungkap, membersihkan, memulihkan dan merekonstruksi pekuburan Karabasken (TT391), Karakhamun (TT 223) dan Irtieru (TT 390), di Tepi Barat Luxor.

Tim ini juga berhasil menemukan ribuan fragmen dekorasi makam yang telah runtuh, kemudian merekonstruksi aula berpilar kedua dan bagian dari aula berpilar pertama di pekuburan Karakhamun.

Bassam al Shammaa, seorang peneliti di Egyptology, mengatakan kepada Al Monitor, “Makam dan kuburan di daerah Al Asasif dikenal karena kejutannya yang indah dan prasastinya yang luar biasa yang dapat bersaing dengan apa yang ditemukan di Lembah Para Raja dan Ratu (Valley of The Kings).”

Menurut situs Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir, pekuburan arkeologi Al Asasif terletak di sebelah barat Sungai Nil di jalan menuju Deir el Bahari, Luxor, Mesir selatan.

Makam-makam itu berasal dari dinasti ke-18, 25 dan 26, yang mencakup periode dari tahun 1550 hingga 525 SM.

Tiga Kemungkinan

Mumi yang terpotong itu mungkin telah dilanggar dan dijarah oleh pencuri. Shammaa menjelaskan, “Kemungkinan kedua adalah bahwa pria itu dimakan oleh kuda nil, buaya, atau singa selama perjalanan berburu. Banyak kecelakaan semacam ini terjadi di Mesir kuno, menurut literatur Firaun.”

Kemungkinan ketiga, sambungnya, bisa jadi bagian bawah tubuh hilang dalam pertempuran. Tapi menurutnya penjelasan terkait hewan liar adalah yang paling mungkin. Shamma mendesak tim misi Mesir - AS, yang dipimpin oleh peneliti Elena Pischikova, untuk segera merilis hasil penelitian, terutama sejak ditemukannya delapan tahun lalu.

Hussein Abdel Basir, direktur Museum Barang Antik di Bibliotheca Alexandria, mengatakan kepada Al Monitor, "Mumi ini adalah kasus yang unik."

Hussein setuju dengan Shammaa, dengan mengatakan, “Saya pikir mumi ini dahulunya adalah seorang prajurit dan dia kehilangan bagian bawah tubuhnya dalam pertempuran, atau dimakan oleh singa atau binatang liar lainnya. Dia merasa terhormat dengan dikuburkan di makam ini.”

“Tetapi tentu penjelasan ilmiah yang spesifik membutuhkan studi yang panjang. Dan tim arkeologi sedang melihat silsilah keluarga mumi ini, dengan analisis DNA atau CT scan." tambah Hussein,

Pada bulan September 2019, Pischikova dan Khaled El Anany, Menteri Purbakala Mesir, meresmikan sebuah pameran arkeologi “Nekropolis Asasif Selatan: Perjalanan Melintasi Waktu,” untuk memamerkan temuan-temuan dari pekerjaan misi tersebut.

Abdel Rahim Rihan, direktur jenderal Departemen Penelitian, Studi Arkeologi dan Publikasi Akademik di Sinai Selatan di Kementerian Pariwisata dan Purbakala, mengatakan kepada Al Monitor, bahwa misi arkeologi di Luxor Selatan dalam delapan tahun terakhir termasuk penemuan 30 peti mati di Al Asasif telah berhasil ‘menghidupkan kembali’ cerita dari masa lalu yang sempat terkubur. (RUTE/almonitor)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.