RUANGTENGAH.co.id, Wales - Universitas Cardiff, Wales, Inggris menghadapi tuduhan serius terkait pengawasan terhadap mahasiswa dan staf yang mendukung Palestina.
Tuduhan ini muncul setelah kelompok mahasiswa “Caerdydd Students 4 Palestine” mengungkap sekitar 144 halaman korespondensi email antara pejabat universitas terbesar ke 10 di Inggris itu dengan Kepolisian Wales Selatan.
Dokumen yang diungkapkan oleh kelompok tersebut menunjukkan adanya diskusi terkait insiden yang melibatkan penangkapan mahasiswa dan staf di luar kantor polisi Cardiff Bay.
Salah satu email yang mencolok berasal dari April 2024, di mana seorang petugas polisi meminta informasi tentang jumlah mahasiswa asal Iran di universitas tersebut.
"Terkait ketegangan internasional, dapatkah Anda menginformasikan jumlah mahasiswa Iran yang terdaftar di Cardiff untuk mendukung mereka jika konflik meningkat?" bunyi email tersebut.
Universitas kemudian memberikan data bahwa terdapat 84 mahasiswa Iran yang terdaftar.
Pengawasan Aktivitas Pro-Palestina
Selain itu, dokumen juga mencatat bahwa Kepolisian Wales Selatan memantau secara ketat acara solidaritas Palestina yang direncanakan oleh mahasiswa. Polisi memperingatkan universitas tentang potensi gangguan, mengacu pada sifat emosional dan menghasut dari gerakan pro-Palestina.
Salah satu email bahkan melaporkan seorang mahasiswa yang membawa bendera Palestina saat acara wisuda.
Dalam korespondensi lain, pejabat universitas menyebutkan pembicara acara protes dengan menyatakan, "Telusuri dia di Google. Dia dikenal karena pandangannya yang pro-Palestina."
Tanggapan Universitas Cardiff
Universitas Cardiff membantah tuduhan bahwa mereka telah memata-matai mahasiswa atau staf. Dalam pernyataannya, universitas mengatakan, "Kami menolak sepenuhnya tuduhan bahwa kami telah memata-matai mahasiswa. Hubungan kami dengan Kepolisian Wales Selatan adalah untuk memastikan keselamatan komunitas universitas kami."
Universitas juga menegaskan bahwa mereka mendukung kebebasan berbicara dan hak untuk protes damai, tetapi tetap berkomitmen menindak segala pelanggaran hukum.
Namun, tindakan universitas ini menuai kritik dari berbagai pihak. Dr. Andy Buerki, anggota Senat Universitas Cardiff, menggambarkan hubungan universitas dengan polisi sebagai "terlalu akrab" dan menilai tindakan tersebut menciptakan efek berbahaya pada kebebasan berekspresi.
"Universitas pada dasarnya mengawasi mahasiswa yang tidak melakukan kesalahan apa pun. Ini adalah bentuk pengawasan yang tidak dapat dibenarkan," ujar Dr. Buerki.
Ia juga menambahkan bahwa tindakan ini bisa merusak kepercayaan antara mahasiswa dan institusi pendidikan.
Kontroversi ini telah memicu diskusi luas tentang keseimbangan antara keamanan dan kebebasan akademik. Meskipun Universitas Cardiff berusaha meredakan kekhawatiran, tuduhan ini menyoroti pentingnya menjaga kebebasan berekspresi di lingkungan pendidikan tanpa adanya ancaman pengawasan atau diskriminasi. [RUTE/NEWARAB]
0 Komentar :
Belum ada komentar.