RUANGTENGAH.co.id, Paris - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan pada hari Senin (7/12) bahwa dia menyesali pengalaman mengejutkan saat jutaan Muslim protes atas kartun majalah Charlie Hebdo yang secara satir menggambarkan Nabi Muhammad.
Presiden Macron menyampaikan permintaan maaf atas kontroversi kartun tersebut saat konferensi pers bersama dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi di Istana Élysée di Prancis.
Ketika ditanya mengapa dia tidak meminta maaf atas kartun itu sebelumnya, Macron mengatakan bahwa kartun itu tidak melanggar hukum di Prancis, karena penistaan agama bukanlah tindak pidana di negaranya.
“Di Prancis seorang jurnalis, kartunis, bisa menulis dan menggambar dengan bebas. Bukan Presiden Republik yang memberi tahu dia apa yang harus dilakukan, atau siapa pun. Dan sudah seperti itu sejak lama. Ketika ada karikatur, itu bukanlah pesan dari Prancis kepada dunia Muslim. Itu adalah ekspresi bebas seseorang yang memprovokasi, menghujat. Di negara saya dia punya hak. Karena bukan hukum Islam yang berlaku, itu adalah aturan hukum rakyat yang telah memilihnya sendiri. Dan saya tidak akan mengubahnya untuk Anda," kata Macron.
Macron memperingatkan agar tidak menganggap kartun itu sebagai provokasi dari Prancis atau rakyatnya, dengan menyebutnya sebagai ekspresi bebas seorang kartunis.
Dia berterima kasih kepada presiden Sisi atas kunjungan dengan menyatakan bahwa kunjungan ini membantu menstabilkan kemitraan antara Mesir dan Prancis.
Sisi berkomentar dalam pertemuan tersebut, dia mengingatkan Macron bahwa terorisme dan ekstremisme tidak boleh dikaitkan dengan agama apa pun, dan simbol agama tidak boleh menjadi bahan ejekan.
Presiden Mesir menambahkan bahwa terorisme dan praktik kekerasan lainnya tidak boleh dikaitkan dengan Islam sebagai agama.
Macron menyambut kedatangan Sisi di Prancis pada hari Senin untuk kunjungan yang membahas hubungan bisnis dan keamanan antara kedua negara.
Kunjungan presiden Mesir itu terjadi di tengah ketegangan antara Prancis dan Mesir atas penangkapan dan penahanan sekelompok aktivis hak asasi manusia di Kairo.
Terlepas dari perbedaan mereka, Macron mengatakan pada hari Senin bahwa dia akan terus menjual senjata Prancis ke Mesir terlepas dari masalah hak asasi manusia, karena dia tidak ingin melemahkan kemampuan negara Mesir dalam melawan terorisme di wilayah tersebut. (RUTE/AA/egyptindependent)
0 Komentar :
Belum ada komentar.