RUANGTENGAH.co.id, Hanoi - Vietnam menyelenggarakan konferensi halal nasional pertamanya yang bertajuk, “Fostering International Cooperation and Mobilising Internal Resources to Develop Vietnam’s Halal Industry”, pada Selasa (22/10).
Konferensi ini menunjukkan komitmen Vietnam dalam membangun hubungan dengan komunitas muslim dunia, sekaligus menjadi produsen dan eksportir utama produk halal global.
Berdasarkan laporan Vietnam News, konferensi ini menekankan pentingnya kolaborasi serta pemanfaatan sumber daya dalam negeri untuk memperkuat daya saing industri halal.
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Phạm Minh Chính menyoroti pasar halal sebagai pilar baru dalam diplomasi ekonomi Vietnam.
"Kami menganggap pengembangan pasar halal sebagai salah satu kerja sama ekonomi yang penting, dan sebagai kekuatan pendorong untuk mempererat hubungan dengan negara-negara Muslim dan masyarakat internasional," ujarnya, sebagaimana dilaporkan oleh Bernama, Rabu (23/10).
Chính juga menambahkan bahwa peluang ekonomi halal ini dapat membantu pelaku bisnis Vietnam meningkatkan kapasitas produksi dan membangun kemitraan yang solid dalam rantai nilai halal global.
Dengan posisinya di Asia Tenggara yang berbatasan dengan negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura, Vietnam dipandang memiliki posisi strategis untuk memenuhi permintaan produk halal yang terus meningkat. Didukung oleh sektor pertanian yang kuat, negara ini diprediksi mampu bersaing dalam ekonomi halal internasional.
Menurut data pemerintah, Vietnam diperkirakan akan mengekspor produk pertanian, kehutanan, dan perikanan senilai sekitar $54 miliar pada tahun ini. Direktur Otoritas Halcert, Ramlan Osman, menyatakan bahwa Vietnam siap memenuhi standar sertifikasi halal internasional serta berkomitmen mengembangkan sumber daya manusia di sektor tersebut.
Hingga saat ini, sekitar 1.000 produk bersertifikat halal telah diekspor ke negara-negara ASEAN, dengan target pasar yang mencakup konsumen Muslim dan non-Muslim.
Sebagai dukungan tambahan, Halcert telah menandatangani nota kesepahaman dengan empat lembaga sertifikasi internasional, termasuk GAE Resources Malaysia, Badan Halal Korea, MUIS Singapura, dan Pusat Sertifikasi Eropa. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperluas cakupan pelatihan, kemitraan, serta pengakuan terhadap standar halal.
Vietnam, dengan populasi sekitar 90.000 Muslim, menunjukkan kesiapan untuk memainkan peran signifikan di pasar halal global sekaligus memperkuat hubungan diplomatik dengan dunia Muslim. [RUTE/IQNA]
0 Komentar :
Belum ada komentar.