RUANGTENGAH.co.id, Makkah - Seorang jurnalis Israel, Gil Tamari, berkendara di dalam kota Mekkah sembari merekam dan menjelaskan pemandangan yang dilihatnya di kota suci tersebut. Ia juga sempat berswafoto di bukit Arafah.
Sontak hal ini mendapat berbagai kecaman di media sosial. Tagar ‘Yahudi di Haram’ pun memenuhi berbagai laman media sosial.
“Orang-orang mulia Makkah dan ulama besar (ulama Islam yang ditahan) seperti Musa al-Sharif berada di penjara Saudi, tetapi seorang Yahudi Zionis berkeliaran di Makkah,” tulis salah satu warganet seperti dikutip Middle East Eye, Rabu (20/7).
Aksi Tamari juga dikecam oleh warganet yang pro Israel. "Teman-teman terkasih di Israel, salah satu reporter Anda memasuki kota suci Muslim Makkah dan merekam tanpa rasa malu,” cuit blogger Arab Saudi, Mohammed Saud yang telah mengunjungi Israel dan mendukung normalisasi antara Tel Aviv dan negara-negara Arab.
“Itu seperti saya memasuki sinagoga dan membaca Taurat. Channel 13 memalukan. Anda seharusnya malu tidak menghormati Islam seperti itu,” tambahnya.
Berapa orang Israel juga menyebut aksi Tamari itu menjijikan dan mendukung aparat Arab Saudi untuk menindaknya. Karena, Tamari dinilai telah melanggar aturan larangan bagi non-Muslim untuk memasuki kota Mekkah dan situs penting lainnya.
Tamari di Saudi
Keberadaan Tamari selaku jurnalis Channel 13 di Arab Saudi sendiri adalah untuk tugas peliputan konferensi regional pekan lalu yang dihadiri oleh Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Channel 13 tempat Tamari bekerja telah menyampaikan permintaan maaf atas aksi jurnalisnya itu.
“Kami mohon maaf jika ada yang tersinggung. Untuk memperjelas: rasa ingin tahu jurnalistik adalah jiwa dari profesi jurnalis. Prinsip-prinsip jurnalisme berakar dalam menjangkau lokasi mana pun dan mendokumentasikan peristiwa secara langsung," tulis mereka dalam pernyataannya.
Tamari sendiri telah menyampaikan permintaan maaf melalui akum media sosialnya dan berdalih bahwa aksinya itu didorong oleh rasa ingin tahunya sebagai jurnalis dan bermaksud menunjukkan keindahan dan pentingnya Makkah.
“Keingintahuan adalah jantung dan pusat jurnalisme, dan jenis pertemuan jurnalistik tangan pertama inilah yang membedakan jurnalisme yang baik dari jurnalisme yang hebat,” ucapnya. (RUTE/republika)
0 Komentar :
Belum ada komentar.