RUANGTENGAH.co.id, Gaza - Raja Yordania Abdullah II dan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif sepakat memperkuat koordinasi di antara delapan negara mayoritas Muslim dan Arab yang bekerja sama dengan Amerika Serikat dalam upaya mendorong gencatan senjata dan proses perdamaian di Gaza.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan keduanya di Islamabad, Sabtu (15/11/2025), selama kunjungan kenegaraan Raja Abdullah selama dua hari.
Dalam pernyataannya, kantor Perdana Menteri Sharif menegaskan bahwa kedua pemimpin memiliki pandangan sejalan terkait situasi Gaza.
“Mengenai isu Palestina, kedua pemimpin mengakui kebulatan pandangan dan posisi berprinsip yang diambil Pakistan dan Yordania pascaperang Gaza; tanpa toleransi terhadap setiap penggusuran warga Palestina dari Gaza,” demikian pernyataan resmi tersebut, seperti dilansir TRTworld.
Koordinasi delapan negara itu akan difokuskan pada rencana gencatan senjata, pembentukan struktur pemerintahan baru di Gaza, serta pembangunan kembali wilayah yang hancur akibat serangan Israel. Sejak Oktober 2023, serangan Israel dilaporkan telah menewaskan hampir 70.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Bahas Kerja Sama Bilateral
Selain isu Gaza, Raja Abdullah dan Sharif juga membahas upaya memperdalam hubungan bilateral, termasuk peluang peningkatan kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, kesehatan, sains dan teknologi, pendidikan, serta pertahanan. Sejumlah nota kesepahaman ditandatangani, termasuk di sektor budaya dan media.
Sebelumnya, Presiden Asif Ali Zardari dan Perdana Menteri Sharif menyambut kedatangan Raja Abdullah di pangkalan udara Nur Khan, Rawalpindi, dalam kunjungan resmi pertama seorang raja Yordania ke Pakistan dalam 21 tahun.
Saat pesawat kerajaan memasuki wilayah udara Pakistan, formasi jet tempur JF-17 Thunder Angkatan Udara Pakistan memberikan pengawalan kehormatan.
Raja Abdullah dijadwalkan melakukan pertemuan tambahan dengan Presiden Zardari. Pakistan menjadi perhentian kelima dalam rangkaian lawatan Raja Abdullah ke Asia, setelah Jepang, Vietnam, Singapura, dan Indonesia. [RUTE/TRT)
0 Komentar :
Belum ada komentar.