RUANGTENGAH.co.id, Kairo - Grand Syaikh Al Azhar Prof Dr Ahmad Al Thayyeb menerima kunjungan Ibu Negara Kolombia Verónica Alcocer Garcia di Gedung Masyikhakh, Kairo, pada Sabtu (21/11).
Dalam pertemuan itu Grand Syaikh menitipkan salam untuk Presiden Kolombia Gustavo Petro seraya memujinya karena telah memberi dukungan atas keputusan Pengadilan Kriminal Internasional yang menerbitkan surat perintah penangkapan Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant sebagai penjahat perang.
Presiden Kolombia sebelumnya juga telah secara aktif menyerukan penghentian genosida di Gaza, Palestina.
Grand Syaikh mengutarakan bahwa Al Azhar teguh menyuarakan pesan perdamaian dunia sebagai ajaran Islam. Karena, Islam mengajarkan kasih sayang sebagai dasar dari hubungan antar manusia tanpa memandang keyakinan, ras, warna kulit seseorang.
Grand Syaikh menambahkan bahwa Allah SWT menghendaki agar penerimaan terhadap sesama sebagai hukum universal, dan menjadikan ikatan alami di antara manusia sebagai faktor yang mengatur hubungan antarumat beragama, dan antara umat beragama dengan non-umat beragama.
Terkait perang, Grand Syaikh menegaskan bahwa perang hanya diperkenankan untuk menangkal agresi atau membela diri. Ia menekankan bahwa perang historis, yang sering disebut sebagai "perang agama," tidak didorong oleh motif agama melainkan oleh ideologi politik yang berusaha memanipulasi dan mengeksploitasi agama.
Grand Syaikh menunjukkan bahwa hal tersebut saat ini terbukti di Gaza, di mana genosida sedang dilakukan dengan kedok pembenaran agama. Grand Syaikh menjelaskan bahwa teks-teks Alkitab disalahartikan dan diputarbalikkan untuk melayani agenda politik, yang bertujuan untuk merebut tanah Palestina dan melanggar hak-hak mereka.
Kepada Verónica, Grand Syaikh juga menyampaikan bagaimana peran Al Azhar bersama komunitas gereja dalam menginisiasi program Rumah Keluarga Mesir untuk memperkuat ikatan koeksistensi di antara warga Mesir baik Muslim maupun Kristen.
Dalam kesempatan itu Grand Syaikh juga mengemukakan langkah Al Azhar menjalin komunikasi dengan Barat yang ditandai dengan penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia di Abu Dhabi bersama Paus Fransiskus pada 4 Februari 2019 di mana hari bersejarah ini ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Persaudaraan Manusia Sedunia.
Grand Syaikh menekankan bahwa akar penyebab penderitaan manusia adalah saat tubuh terpisah dari jiwa dan hati nurani. Grand Syaikh mengecam tren global yang berupaya mengucilkan, meminggirkan dan mempolitisasi agama demi mengejar keuntungan materi, khususnya pembenaran industri senjata dan bahan peledak. Padahal industri ini sudah nyata-nyata menimbulkan kehancuran di seluruh belahan dunia.
Sementara itu, Verónica menyampaikan rasa terima kasihnya atas upaya Grand Syaikh dalam membangun perdamaian dunia. Ia menunjukkan persetujuannya mengenai bahaya industri senjata, dan bahwa industri itu adalah penyebab utama tragedi yang terjadi di dunia.
Verónica berharap agar industri ini dihentikan untuk mengakhiri bencana kemiskinan, konflik kemanusiaan, kebencian, dan peperangan. Ia mengemukakan pentingnya dokumen bersejarah tentang persaudaraan manusia dan perlunya dunia akan model kerja sama antara simbol-simbol keagamaan ini. [RUTE/Egypttoday)
0 Komentar :
Belum ada komentar.