RUANGTENGAH.co.id, Mekkah - Jamaah haji tahun 1445 H / 2024 M telah tiba di Arafah pada Sabtu pagi waktu Arab Saudi, pada hari ke-sembilan bulan Dzulhijjah untuk melaksanakan Wukuf. Mereka mendengarkan khutbah Arafah yang disampaikan oleh Syekh Maher bin Hamad Al-Muaiqly dari Masjid Namirah.
Saat matahari tesbit, jamaah yang berkemah di tenda-tenda di Mina, segera menunaikan Shalat Subuh, kemudian melanjutkan perjalanan ke Arafah, tempat Nabi Muhammad menyampaikan khutbah terakhir lebih dari 144 dekade yang lalu.
Pada hari Sabtu (15/6) tidak terdengar suara yang lebih nyaring dari kerumunan jamaah yang sedang memanjatkan doa.
Ansorulhaq Rashid (63), jamaah asal Indonesia, mengatakan kepada Arabnews bahwa dirinya ingin berdoa kepada Allah dengan tulus dan selama mungkin di tempat ini.
“Saya berharap waktu bisa berhenti sejenak sehingga saya bisa terus berdoa kepada Allah dengan setulus hati,” ungkapnya.
“Ini adalah momen yang tak akan terlupakan. Saya ingin mengungkapkan seluruh perasaan kepada Pencipta saya yang mengetahui segalanya. Saya ingin memohon ridha-Nya untuk keselamatan hidup di dunia dan akhirat,” sambungnya.
Ia pun mengaku sangat senang dengan pelayanan haji yang diberikan. Ia teringat pada cerita ibunya tentang pengaaman berhaji bersama sang ayah 45 tahun silam.
“Ibu saya mecnceritakan kesulitan yang dihadapi ayah saya saat menunaikan haji kala itu,” ungkap Ansorulhaq.
Hari Arafah adalah bagian terpenting dari pelaksanaan ibadah haji. Salah satu dari rukun haji, yang tanpanya maka haji menjadi tidak sah. Jamaah haji biasanya menggabungkan shalat Dhuhur dan Ashar sebelum berdiam diri di Arafah hingga matahari terbenam. Mereka kemudian akan melanjutkan perjalanan ke Muzdalifah.
Syekh Maher bin Hamad Al-Muaiqly, salah satu imam Masjidil Haram, bertindak sebagai khatib pada khutbah Arafah tahun ini. Beliau mengangkat tema “haji sebagai ibadah yang tulus kepada Allah.”
Dalam khutbahnya, Syaikh Maher menyeru kepada jamaah untuk meraih berkah yang besar selama berada di Arafah. Syaikh Maher juga mengingatkan jamaah bahwa Arafah merupakan tempat mulia dan waktu yang sangat baik di mana Allah akan mengabulkan doa, menghapuskan dosa dan melipatgandakan pahala.
Syaikh Maher juga menyampaikan tentang keindahan Islam sebagai agama yang membawa kedamaian. Dan, bahwa Syariat Islam mengajarkan tentang keadilan, kemuliaan akhlak, bakti kepada orang tua, pentingnya menjaga ikatan keluarga, kejujuran, menghormati dan menghargai orang lain, menjaga hak orang lain, dan kebaikan lainnya.
Syaikh Maher menguraikan bahwa Syariah Islam itu menekankan untuk mematuhi lima urusan utama dalam agama, yaitu menjaga agama, melindungi jiwa, pikiran, harta benda dan martabat seseorang. Semua ini merupakan prinsip penting dalam yurisprudensi dan etika Islam.
“Syariah memandang bahwa pelanggaran terhadap kelima hal ini sebagai kejahatan yang patut mendapat hukuman. Sehingga, menjaga kelima hal ini adalah jalan menuju surga dan mencapai keridhaan Allah. Pemenuhan kelima hal ini juga menjadi kunci stabilitas, kemajuan dan kebahagiaan di dunia ini,” ungkap Syaikh Maher dalam khutbahnya. [RUTE/arabnews]
0 Komentar :
Belum ada komentar.