RUANGTENGAH.co.id, Kuala Lumpur - Pemerintah Malaysia baru-baru ini barhasil membongkar skandal besar pemalsuan daging halal. Publik Malaysia marah setelah mengetahui praktik kotor itu sudah berlangsung selama 40 tahun.
Skandal penipuan ini terbongkar setelah kantor berita lokal berhasil menginvestigasi kartel yang diduga selama ini melakukan penyuapan kepada petugas bea cukai. Modusnya, kartel ini menyelundupkan berbagai jenis daging dan memberinya label halal tanpa pemeriksaan terlebih dahulu.
New Straith Times, media yang pertama kali mengangkat skandal ini, mengemukakan bahwa selama lebih dari 40 tahun para konspirator diduga telah menyuap pejabat senior di beberapa lembaga pemerintah untuk kepentingan impor daging.
Berbagai jenis daging itu berasal dari rumah pemotongan hewan yang belum bersertifikat halal di berbagai negara seperti Brazil, Bolivia, Kanada, China, Kolombia, Meksiko, Spanyol dan Ukraina.
South China Morning Post pada Kamis (31/12) melansir bahwa beberapa jenis daging yang masuk ke negeri jiran berpenduduk mayoritas muslim itu diantaranya adalah daging kuda dan kangguru.
Para pelaku kemudian mencampur daging-daging itu, melabelinya sebagai daging sapi halal, lalu menjualnya kepada publik Malaysia.
Sedangkan negara-negara yang memang telah memiliki perjanjian impor daging bersertifikat halal dengan Malaysia diantaranya adalah Australia, Argentina, Amerika Serikat, India, Brazil, Afrika Selatan, Pakistan, Jepang dan Selandia Baru.
Departemen Pengembangan Islam Malaysia dan Departemen Layanan Hewan yang mengurusi kegiatan impor ini.
Sertifikasi halal bertujuan menegaskan bahwa produk telah melalui proses produksi yang sesuai dengan syariat Islam dan siap untuk konsumsi masyarakat muslim. Ini adalah persyaratan agama bagi Muslim secara global termasuk di Malaysia.
Di Malaysia, produk halal sudah menjadi bisnis yang sangat besar. Selama ini Malaysia terus berupaya menjadi sentra bagi pasar halal internasional. Dana sebesar 2,3 triliun dolar AS digelontorkan untuk mewujudkannya.
Hingga saat ini, Malasia mengekspor sekitar sembilan miliar dolar AS produk bersertifikat halal termasuk makanan, kosmetik, dan produk farmasi ke China, Singapura, AS, Jepang dan negara lain.
Atas laporan skandal ini, polisi Malaysia telah menangkap seorang tersangka. Polisi juga berjanji melakukan penyelidikan secara menyeluruh terhadap rantai penyelundupan, penyimpanan, dan pemrosesan.
Pemerintah Malaysia sedang mempertimbangkan untuk membentuk Komisi Penyelidikan Kerajaan khusus mengusus kasus ini. Asosiasi pedagang di Kuala Lumpur telah menginstruksikan 6.000 anggotanya untuk menghentikan sementara kegiatan jual beli daging sapi. Otoritas setempat yakin jangkauan kartel ini sudah luas dari rumah jagal, lembaga pemerintahan hingga pasar-pasar. (RUTE/AA/republika)
0 Komentar :
Belum ada komentar.