RUANGTENGAH.co.id, New York - Acara televisi anak-anak Sesame Street telah menciptakan dua karakter muppet baru dalam upaya membantu puluhan ribu pengungsi anak yang mengungsi akibat konflik di Myanmar.
Karakter anak kembar Rohingya berusia enam tahun Noor dan Aziz Yasmin sekarang akan menjadi bagian dari kelompok muppet acara, berbarengan dengan karakter lain yang sudah sangat dikenal dan digemari yaitu Elmo, Big Bird, Ernie, dan Bert.
Ratusan ribu pengungsi Rohingya kini tinggal di Bangladesh, dan kamp-kamp di sana dianggap salah satu kamp terbesar di dunia.
Para pengungsi ini lolos dari penganiayaan brutal oleh tentara Myanmar. Diperkirakan 24.000 orang Rohingya telah terbunuh dan lebih dari seratus ribu rumah telah dihancurkan oleh polisi dan tentara Myanmar, yang juga memperkosa wanita dan gadis serta membunuh anak-anak.
Karakter baru di Sesame Street tersebut dimaksudkan untuk membantu anak-anak Rohingya mengatasi trauma yang dialami mereka. Juga sebagai bentuk dukungan untuk mereka.
Mereka akan menjadi bagian dari rangkaian video pendidikan yang ditampilkan dalam bahasa Rohingya di kamp-kamp pengungsi, menurut Sesame Workshop, sebuah organisasi non-pemerintah yang terkait dengan pertunjukan tersebut.
[caption id="attachment_598" align="aligncenter" width="300"] Karakter Sesame Street yang sudah lebih dulu populer. (foto:bbc)[/caption]"Noor dan Aziz merupakan jantung dari upaya kami untuk membawa pendidikan dini kepada anak-anak dan para pengasuh yang sangat terpukul oleh krisis ganda di pengungsian akibat konflik dan pandemi Covid 19," kata Sherrie Westin, presiden dampak sosial di Sesame Workshop.
"Bagi sebagian besar anak Rohingya, Noor dan Aziz akan menjadi karakter pertama yang terlihat dan terdengar seperti mereka. Ini akan membawa kekuatan transformatif dari pembelajaran yang menyenangkan kepada keluarga pada saat dibutuhkan lebih dari sebelumnya. "
Awal pekan ini, Bangladesh mulai merelokasi ribuan pengungsi Rohingya ke Bhashan Char, sebuah pulau terpencil di Teluk Benggala. Hal yang menuai kecaman dari Amnesty International dan kelompok hak asasi manusia lainnya.
"Pihak berwenang harus segera menghentikan relokasi lebih banyak pengungsi ke Bhashan Char, lalu mengembalikan mereka yang berada di pulau itu ke keluarga dan komunitas mereka di daratan Bangladesh," kata Saad Hammadi, Juru Kampanye Asia Selatan Amnesty International, dalam sebuah pernyataan.
"Relokasi begitu banyak pengungsi Rohingya ke pulau terpencil yang masih terlarang bagi semua orang termasuk kelompok hak asasi manusia dan jurnalis, menimbulkan kekhawatiran besar tentang pemantauan hak asasi manusia secara independen," tambahnya. (RUTE/AA/alaraby)
0 Komentar :
Belum ada komentar.