Humaniora

Perpustakaan Sampah di Purbalingga 'Menyulap' Sampah Jadi Buku

Perpustakaan Sampah di Purbalingga 'Menyulap' Sampah Jadi Buku

RUANGTENGAH.co.id, Purbalingga - Raden Roro Hendarti , seorang pustakawan di Desa Muntang, Kabupaten Purbalingga, mengajak anak-anak untuk mengurangi limbah sampah dengan cara yang unik. Anak-anak diajak untuk membawa sampah kepadanya dan dia beri imbalan berupa pinjaman buku-buku.

Setiap hari Raden Roro mengendarai kendaraan roda tiga dengan buku-buku yang ditumpuk di belakang. Kemudian, anak-anak akan datang kepadanya dengan membawa sampah gelas plastik bekas minuman kemasan, bungkus makanan ringan dan sampah-sampah sejenis lainnya.

Dengan kegiatan ini, Raden Roro berharap minat baca di kalangan anak-anak di desa itu meningkat sekaligus polusi sampah plastik bisa berkurang.

[caption id="attachment_1919" align="aligncenter" width="300"] Raden Roro Hendarti sedang merapikan buku-buku. (Gambar : Reuters)[/caption]

Dia ingin membanggun budaya literasi dan kesadaran akan lingkungan sejak dini. Juga mengungkapkan kegiatan ini dapat sedikit mengurangi kesibukan anak-anak pada game online.

“Mari kita bangun budaya literasi sejak dini untuk mengurangi dampak buruk dunia online,” kata Raden.

“Kita juga perlu mengelola sampah kita untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan menyelamatkan bumi,” tambah Raden.

Begitu Raden datang, anak-anak kecil yang ditemani oleh ibu mereka antusias mengelilingi Perpustakaan Sampah. Mereka lalu berteriak-teriak meminta buku.

[caption id="attachment_1920" align="aligncenter" width="300"] Para orang tua pun antusias mendukung anak-anak mereka. (Gambar : Reuters)[/caption]

Dia mampu menghimpun sekitar 100 kg sampah setiap minggunya. sampah-sampah itu kemudian dipilah oleh rekan-rekannya dan dikirim untuk didaur ulang atau dijual.

Adapun stok buku yang dipinjaman ada sekitar 6.000 buku.

Kevin Alamsyah, seorang remaja berusia 11 tahun adalah pembaca setia Perpustakaan Sampah ini.

“Kalau sampah terlalu banyak, lingkungan kita akan kotor dan tidak sehat. Makanya saya cari sampah untuk pinjam buku,” ujarnya.

[caption id="attachment_1921" align="aligncenter" width="300"] Kegiatan ini berupaya mengurangi minat game online dan memperbesar budaya literasi pada anak-anak. (Gambar : Reuters)[/caption]

Jiah Palupi, kepala perpustakaan umum di daerah tersebut, mengatakan bahwa inisiasi Raden telah melengkapi upaya mereka dalam memerangi kecanduan game online di kalangan anak muda dan mempromosikan budaya membaca.

Tingkat melek huruf untuk anak di atas 15 tahun di Indonesia adalah sekitar 96 persen. Tetapi laporan bulan September dari Bank Dunia memperingatkan bahwa pandemi membuat lebih dari 80% anak berusia 15 tahun di bawah tingkat kemahiran membaca minimum yang diidentifikasi oleh Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. (RUTE/TRT)

Tags: -

0 Komentar :

Belum ada komentar.