RUANGTENGAH.co.id, Aceh - Lebih dari 260 pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, tiba di provinsi paling timur Indonesia, Aceh, setelah terombang-ambing di laut selama berhari-hari, kata seorang pejabat pada Senin (6/1/2024).
Etnis Rohingya yang sebagian besar beragama Islam mengalami persekusi berat di Myanmar dan ribuan orang mempertaruhkan nyawa mereka setiap tahun dalam perjalanan laut yang panjang dan berbahaya untuk mencapai Malaysia atau Indonesia.
Seorang pejabat Aceh Timur, Iskandar mengatakan bahwa kelompok pengungsi terbaru ini tiba di pantai di kota Peureulak Barat pada Minggu (5/1/2025) malam sekitar pukul 10:25 WIB.
“Mereka berjumlah 264 orang, 117 laki-laki dan 147 perempuan,” kata Iskandar pada hari Senin, seraya menambahkan bahwa dalam kelompok itu terdapat sekitar 30 anak-anak.
Ia mengatakan mereka awalnya berada di dua kapal, yang satu tenggelam di lepas pantai sementara yang kedua berhasil bergerak mendekati pantai.
Iskandar menjelaskan, mereka kemudian dapat berjalan kaki ke pantai saat air surut.
“Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka ditolak di Malaysia,” sambung Iskandar.
Ia menambahkan bahwa pemerintah setempat belum memutuskan di mana akan menempatkan para pengungsi Rohingya.
Siklus Kedatangan
Kedatangan Rohingya di Indonesia cenderung mengikuti pola siklus, melambat selama bulan-bulan badai dan meningkat kembali saat kondisi laut tenang.
Pada bulan November, lebih dari 100 pengungsi diselamatkan setelah kapal mereka tenggelam di lepas pantai Aceh Timur.
Pada bulan Oktober, 152 pengungsi Rohingya akhirnya dibawa ke darat setelah berlabuh selama berhari-hari di lepas pantai Kabupaten Aceh Selatan sementara para pejabat memutuskan apakah akan membiarkan mereka mendarat.
Indonesia bukan penandatangan konvensi pengungsi PBB dan tidak dapat dipaksa untuk menerima pengungsi dari Myanmar, sebaliknya menyerukan kepada negara-negara tetangga untuk berbagi beban dan memukimkan kembali para Rohingya yang tiba di pantainya.
Banyak orang Aceh, yang memiliki kenangan akan konflik berdarah selama puluhan tahun, bersimpati terhadap penderitaan sesama Muslim mereka.
Namun, yang lain mengatakan kesabaran mereka telah diuji dengan kedatangan warga Rohingya ini karena selama ini mereka mengonsumsi sumber daya yang langka dan kadang-kadang terlibat konflik dengan penduduk setempat. [RUTE]
0 Komentar :
Belum ada komentar.